DAMPAK PERILAKU SELF-DIAGNOSIS PADA KONDISI PSIKOLOGIS REMAJA AKHIR

Pandani, Agustina (2024) DAMPAK PERILAKU SELF-DIAGNOSIS PADA KONDISI PSIKOLOGIS REMAJA AKHIR. Universitas Cendekia Mitra Indonesia.

[img]
Preview
Text
200100213_AGUSTINA PANDANI (Cover, Abstrak, BAB II, dan Daftar Pustaka)_Skripsi.pdf

Download (653kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi remaja akhir dalam melakukan self-diagnosis dan dampak perilaku self-diagnosis pada kondisi psikologis remaja akhir. Peneliti menggunakan wawancara semi-terstruktur dan observasi tidak terstruktur sebagai metode pengumpulan data, kemudian partisipan penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana penelitian ini melibatkan 6 remaja akhir berusia 19-21 tahun. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu Interpretative Phenomenological Analysis yang terdiri dari koleksi data (mengumpulkan data dan membuat transkrip wawancara), kemudian peneliti kembali mendengarkan rekaman wawancara dan membaca ulang transkrip wawancara yang sudah dibuat untuk menguji validitas data. Berdasarkan temuan dari keenam partisipan penelitian diketahui bahwa perilaku selfdiagnosis dapat terjadi karena faktor internal (rasa penasaran/keingintahuan yang tinggi, pengalaman, motivasi, serta tingkat pengetahuan individu baik secara kognitif, afektif, maupun behavioral) dan eksternal (adanya kesesuaian infomasi yang telah diperoleh melalui internet atau media sosial dengan kondisi partisipan, lingkungan keluarga, pertemanan, masyarakat, pendidikan, kemajuan teknologi, dan pesatnya arus informasi melalui internet atau media sosial, serta kurangnya akses ke pihak profesional). Adapun dampak dari perilaku self-diagnosis pada kondisi psikologis remaja akhir yaitu individu jadi sulit beraktivitas secara normal, sulit tidur, sulit bersosialisasi, sulit mengontrol emosi, rentan terhadap stres seperti cemas atau khawatir berlebih, menjadi pribadi yang lebih tertutup, mudah tersinggung atau sensitif, menimbulkan perasaan takut dan tidak nyaman, berusaha untuk menyakiti diri sendiri (mencabut rambut, memukul dada, malas makan), serta kehilangan banyak waktu untuk mengerjakan sesuatu, meskipun demikan perilaku self-diagnosis dapat meningkatkan rasa kepedulian individu dan dapat membantu individu dalam mengerjakan tugas, serta dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan atau pendeteksian sejak dini.

Item Type: Other
Uncontrolled Keywords: Dampak, Perilaku, Self-diagnosis, Kondisi Psikologis, Remaja Akhir
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Psikologi > Program Studi Psikologi
Depositing User: Administrator Unicimi
Date Deposited: 05 Jun 2025 03:38
Last Modified: 05 Jun 2025 03:38
URI: https://repo.unicimi.ac.id/id/eprint/855

Actions (login required)

View Item View Item